Kamis, 26 Agustus 2010

Laporan Praktikum Uji Hidrokarbon


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN III
HIDROKARBON
NAMA : Maria Winarti
NIM : 01024068
KELOMPOK : VII
ASISTEN : Andre Morison
PROGRAM STUDI S-1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2010
PERCOBAAN III
HIDROKARBON
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah mengetahui sifat senyawa hidrokarbon dan mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997).
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :
C2H6 (etana) CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih–ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas (Syukri, 1999).
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif (Wilbraham, 1992).
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai atau suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain (Fessenden, 1997).
Alkana rantai lurus:
CH3­ – CH2 - CH3
Alkana rantai cabang :
' v:shapes="_x0000_i1025"> CH3 – CH – CH2 – CH3
CH3
Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat yang tak larut dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain alkana juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua karbon–karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon (Pettruci, 1987).
Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan hidrokarbon aromatik dari batu bara. Semua hidrokarbon, alifatik dan aromatik mempunyai tiga sifat umum, yaitu tidak larut dalam air, lebih ringan dibanding air dan terbakar di udara (Wilbraham, 1992).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, gelas ukur, beker gelas, alat pemanas, pipet tetes dan botol semprot.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah hidrokarbon ( percobaan ini menggunakan heksana, oktana dan butana ), aquadest, Natrium Hidroksia ( NaOH )
IV. PROSEDUR KERJA
A. Percobaan Tes NaoH pada Hidrokarbon
1. Memasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml hidrokarbon yang akan diuji lalu tambahkan 2.5 ml larutan NaoH 10 %
2. Mengamati perubahan yang terjadi.
V. HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Hasil Tes NaOH pada hidrokarbon
PROSEDUR PERCOBAAN
HASIL PERCOBAAN
0,5 ml heksana + 2,5 ml larutan NaOH 10 %
Larutan terpisah, membentuk dua lapisan disertai gelembung
0,5 ml oktana + 2,5 ml larutan NaOH 10 %
Larutan terpisah, membentuk dua lapisan
0,5 ml butana + 2,5 ml larutan NaOH 10 %
Larutan bercampur

B. Pembahasan
1. Uji NaOH untuk Hidrokarbon
Alkana yang merupkan hidrokarbon tak jenuh yang berasal dari aldehid dapat direaksikan dengan asetaldehid, Alkana dan hidrokarbon lainnya sukar larut dalam pelarut polar, tetapi lebih mudah untuk larut dalam pelarut nonpolar
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Syukri, S. 1999. KImia Dasar 3. ITB. Bandung.
Wilbraham, A. C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB. Bandung.









Rabu, 27 Januari 2010

Uji Air Minum dalam Kemasan !

Asam sulfanilat adalah kristal berbentuk jarum dan berwarna putih, larut dalam air panas dan HCl pekat dan hangus pada suhu 288oC - 300oC. Selain itu, asam sulfanilat sering dipakai loh sebagai zat pembentuk warna, dibawah ini adalah salah satu aplikasi dari asam sulfanilat dalam uji nitrit. siap ?!!
SELAMAT MEMBACA XD !
Cara uji air minum dalam kemasan

Uji air minum dalam kemasan merupakan pengujian nitrit yang menggunakan titrasi kalium permanganat dan juga menggunakan asam sulfanilat yang kemudian akan dilihat lagi secara spektofotometri. Analisis ini dinamakan juga analisis kadar nitrit (metode spektrofotometri)
Prosedur kerja
a) Penetapan kadar larutan baku nitrit;
Pipet 50 ml larutan baku nitrit, 50 ml larutan KMnO4 0,05 M, dan 5 ml H2SO4. Kocok dan panaskan di atas pemanas listrik pada suhu 70 - 80oC. Titrasi dengan larutan kalium permanganat 0,05 M sampai terbentuk sedikit warna merah muda dan catat pemakaian larutan kalium permanganat

b) Pembuatan larutan standar baku nitrit, NO2-N;
Pipet larutan induk nitrit yang telah ditetapkan kadarnya sebanyak 50 ml. Tambahkan air suling bebas nitrit sampai tepat 150 ml lalu aduk

c) Pipet 50 ml contoh ke dalam Erlenmeyer 250 ml;

d) Ke dalam larutan standar dan contoh tambahkan 1 ml asam sulfanilat. Biarkan larutan
tersebut bereaksi selama 2-8 menit. Tambahkan 1 ml larutan naftil etilendiamin
dihidroklorida, aduk dan biarkan paling sedikit 10 menit. Masukkan ke dalam kuvet spektrofotometer untuk diuji lagi dengan spektofotometer

Analisis kadar nitrit selanjutnya akan dilakukan di spektofotometer UV